Tren sablon kaos dan baju kini semakin banyak peminatnya. Desainnya yang lebih atraktif dan penuh gaya menjadi daya tarik tersendiri. Tak cuma hasil akhirnya, banyak orang yang juga penasaran dengan teknik pengerjaan sablon. Apakah Anda termasuk di antaranya? Jika iya, Anda sedang berada di halaman yang tepat. Ketika Anda berusaha menemukan informasi seputar teknik ini, Andaakan menemukan berbagai macam variasinya. Artikel kali ini akan mengajak Anda untuk berkenalan dengan 2 teknik sablon yang terkenal, yakni sablon DTG dan Digital Transfer Film dari Dyotees. Apa saja perbedaan di antara keduanya? Simak ulasannya berikut ini!
Sebelum mengetahui perbandingan di antara keduanya, ada baiknya untuk mengenal kedua teknik ini satu persatu terlebih dahulu. Teknik Direct to Garmen (DTG) adalah teknik sablon yang menggunakan mesin, dan proses transfer desainnya bisa langsung dilakukan di permukaan kaos. Sedangkan teknik digital transfer film (DTF) menggunakan media kertas film untuk mencetak desain yang diinginkan. Baru setelahnya hasil gambar yang telah tercetak di kertas film akan ditransfer ke bahan kaos atau baju dengan cara dipress dan dipanaskan dengan suhu tertentu.
Sablon DTG vs. Digital Transfer Film
Setelah mengetahui tentang kedua teknik ini, maka saatnya untuk membandingkan kedua jenis teknik sablon berikut ini. Berikut ini adalah perbandingan head to head dari teknik sablon kaos DTG dan DTF.
1. Gambar hasil sablon
Berdasarkan dari gambar hasil sablon yang tercetak, teknik DTG mampu menampilkan gambar dengan desain yang rumit, memiliki gradasi warna, maupun gambar yang memiliki warna cerah dengan detail tiga dimensi. Sedangkan teknik sablon DTF menggunakan tinta khusus yang disebut vator. Gambar yang tercetak akan memiliki tingkat kepekatan yang bagus dan mengkilap walau tanpa proses epoxy.
2. Tingkat kerumitan
Dari kerumitan teknik pengerjaan, teknik sablon DTG terkesan lebih sederhana dan hanya membutuhkan waktu yang singkat, sekitar 30 menit per satu kali sablon, untuk mencetak gambar pada bahan kainnya. Hal ini dikarenakan sebagian besar tekniknya dikerjakan dengan sistem komputerisasi, sehingga lebih mudah dan efisien. Gambar juga dapat langsung dicetak di atas kaos atau baju tanpa perantara apapun. Sedangkan teknik DTF membutuhkan media berupa kertas film khusus dan beberapa bahan pendukung lain, seperti powder adhesive. Kertas film yang ditempelkan di bahan kain akan dilepaskan begitu gambar sudah tertempel, dan ini butuh sedikit keahlian khusus supaya gambar yang disablon tetap terjaga kualitas dan kerapiannya. Walaupun demikian, proses pencetakannya juga dapat dilakukan dengan tempo relatif singkat. Hanya dibutuhkan hitungan detik dalam proses pressingnya.
3. Fleksibilitas
Sedangkan berdasarkan fleksibilitasnya, teknik DTG sayangnya hanya bisa digunakan pada bahan kain tertentu, terutama jenis katun. Kain yang berbahan kanvas dan wol sebaiknya tidak digunakan dalam teknik sablon DTG. Sebaliknya, teknik sablon DTF sifatnya lebih universal dan bisa digunakan pada lebih banyak varian kain, yang terpenting bahan tersebut memiliki ketahanan panas yang cukup. Teknik sablon DTF ini juga diketahui cocok untuk diterapkan pada kain dengan warna cerah maupun gelap. Kendati perbedaan yang ada, kedua teknik sablon ini sama-samamampu menghasilkan kualitas gambar yang halus, tidak kasar, dan warnanya tidak mudah luntur. Sehingga sangat cocok untuk Andapilih tatkala memutuskan hendak memiliki kaos ataupun baju custom dengan teknik DTF. Perawatannya juga tidak membutuhkan perlakukan khusus, sehingga Anda akan merasa nyaman untuk menggunakan kaos tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama.
Demikianlah pembahasan menarik seputar pengenalan teknik sablon DTG dan DTF yang cukup sering ditemui di dunia sablon dan desain kaos kekinian. Kini Anda siap untuk memesan baju dan kaos sablon sesuai kebutuhan Anda di Dyotees!